Adapunmengenai fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat menurut Wuradji (1988), bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi sosialisasi. 2. Fungsi kontrol sosial. 3. Fungsi pelestarian budaya masyarakat. 4. Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja. 5. Fungsi seleksi dan alokasi. 6.

Tujuan pendidikan merupakan suatu faktor yang amat sangat penting di dalam pendidikan, karena tujuan pendidikan ini adalah arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh pendidikan Hidayat & Abdillah, 2019, hlm. 25. Sebetulnya, tujuan pendidikan juga amatlah bergantung pada kebutuhan dari penyelenggaraan pendidiknya sendiri. Selain itu, lembaga pendidikan, institusi, bahkan negara sendiri memiliki tujuannya masing-masing. Setiap negara memiliki sistem pendidikan nasional yang dibangun berdasarkan perjalanan sejarah berdirinya negara dan cita-cita negara jangka panjang yang ingin dicapai. Begitu juga dengan negara kita, Indonesia memiliki tujuan pendidikan yang dirangkai dalam sistem pendidikan nasional dan dirumuskan pada tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut akan menjadi landasan negara dalam mengembangkan sistem pendidikan dan mengelola proses pendidikan nasional. Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pada pasal 3 tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” UU No. 20/2003, pasal 3, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 81. Akan tetapi, tidak berhenti di situ saja, tujuan pendidikan juga telah banyak dirumuskan oleh berbagai aliran-aliran pendidikan. Para ahli pendidikan juga memiliki pendapatnya masing-masing mengenai tujuan pendidikan ini. Oleh karena itu, tujuan pendidikan sejatinya merupakan pokok permasalahan yang cukup mendalam dan akan dibahas secara komprehensif melalui berbagai uraian berikut ini. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang dicapai oleh peserta didik setelah diselenggarakan kegiatan pendidikan Suardi, dalam Hidayat & Abdillah, 2019, hlm. 25. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan pengajaran atau latihan, diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan itu. Sementara itu menurut Syam, dkk 2021, hlm. 71 tujuan pendidikan adalah faktor yang sangat menentukan jalannya pendidikan sehingga perlu dirumuskan sebaik-baiknya sebelum semua kegiatan pendidikan dilaksanakan, dan rumusan tujuan pendidikan akan tepat apabila sesuai dengan fungsinya. Fungsi dari tujuan pendidikan sendiri meliputi Memberikan arah bagi proses pendidikan, Memberikan motivasi dalam aktivitas pendidikan, Tujuan pendidikan merupakan kriteria atau ukuran dalam evaluasi pendidikan Achmadi, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 71. Sedangkan menurut Maunah dalam Hidayat & Abdillah, 2019, hlm. 25 tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan, baik tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dari alam sekitarnya dimana individu hidup. Dalam konteks ini tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya setiap tenaga pendidik perlu memahami dengan baik tujuan pendidikan. Lantas, sebetulnya apa tujuan dari pendidikan itu sendiri? Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, tujuan pendidikan ini dapat kita telusuri dari tujuan pendidikan suatu negara, ideologi yang menyokongnya, hingga pendapat para ahli pendidikan yang akan dipaparkan sebagai berikut. Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan Hidayat & Abdillah, 2019, hlm. 26. Berdasarkan UU. Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pembahasan lengkap mengenai tujuan pendidikan nasional ini dapat disimak pada artikel berikut ini. Baca juga Tujuan Pendidikan Nasional Bedah Tuntas UU 20 SISDIKNAS Menurut UNESCO Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB melalui lembaga UNESCO United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni sebagai berikut. Learning to know belajar mengetahui. Learning to do belajar melakukan sesuatu. Learning to be belajar menjadi sesuatu. Learning to live together Hidayat & Abdillah, 2019, hlm. 26. Ditambahkan catatan pula bahwa keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan IQ kecerdasan berpikir, EQ kecerdasan emosi, dan SQ kecerdasan sosial. Di dunia ini ada beberapa ideologi pendidikan yang memengaruhi pengembangan sistem pendidikan di dunia. Masing-masing ideologi pendidikan tersebut memiliki pandangan tersendiri tentang tujuan pendidikan. Bagaimanakah tujuan pendidikan menurut aliran ideologi pendidikan? Menurut O’neil dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 72 beberapa tujuan pendidikan menurut aliran ideologi pendidikan adalah sebagai berikut. Ideologi Fundamentalisme Pendidikan Menurut pandangan pengikut ideologi ini, tujuan pendidikan adalah membangkitkan kembali dan meneguhkan kembali cara-cara lama yang dianggap lebih baik dibandingkan cara-cara sekarang. Menurut pendapat ideologi ini, tujuan sekolah adalah untuk membangun kembali masyarakat dengan cara mendorongnya agar kembali ke tujuan-tujuan yang mula-mula. Ideologi Intelektualisme Pendidikan Menurut pandangan ideologi intelektualisme, pendidikan bertujuan untuk mengenali, melestarikan, dan meneruskan kebenaran. Dalam hal ini, sekolah diselenggarakan untuk mengajarkan kepada peserta didik bagaimana menalar. Ideologi Konservatisme Pendidikan Tujuan pendidikan menurut pendapat ideologi konservatif adalah untuk melestarikan dan meneruskan pola-pola perilaku sosial yang mapan. Seiring dengan itu, maka tujuan sekolah adalah untuk mendorong pemahaman peserta didik terhadap dan penghargaan bagi lembaga-lembaga, tradisi-tradisi, dan proses-proses budaya yang sudah teruji oleh waktu sudah tua umumnya, termasuk rasa hormat yang mendalam terhadap hukum serta tatanan. Ideologi Liberalisme Pendidikan Tujuan pendidikan dalam pandangan ideologi liberalisme pendidikan adalah untuk mengangkat perilaku personal yang efektif. Sedangkan tujuan penyelenggaraan sekolah adalah untuk menyediakan informasi dan keterampilan yang diperlukan oleh peserta didik agar supaya bisa belajar sendiri secara efektif. Ideologi Liberasionisme Pendidikan Pendukung ideologi liberasionisme pendidikan berpandangan bahwa pendidikan bertujuan untuk mendorong pembaharuan/perombakan sosial yang perlu dengan cara memaksimalkan kebebasan personal di sekolah dan dengan mengangkat kondisi-kondisi yang lebih berperikemanusiaan dan memanusiakan dalam masyarakat secara luas. Sekolah bertujuan untuk membantu peserta didik untuk mengenal dan menanggapi kebutuhan akan pembaharuan sosial. Ideologi Anarkisme Pendidikan Menurut ideologi ini, pendidikan bertujuan untuk membawa perombakan-perombakan yang segera dan berlingkup besar, yang bersifat humanistis, di dalam masyarakat, dengan cara menghapuskan persekolahan wajib. Sekolah bertujuan untuk menghapuskan sistem pendidikan formal yang ada sekarang secara keseluruhan, dan menggantikannya dengan pola belajar yang ditentukan sendiri oleh perorangan secara sukarela, menyediakan akses yang bebas dan universal ke bahan-bahan pendidikan serta kesempatan-kesempatan pendidikan, tapi tidak menonjolkan wajib belajar ataupun pelajaran wajib. Ideologi Pendidikan Islam Menurut Omar Muhammad Attoumy Asy-syaebani, tujuan pendidikan Islam memiliki empat ciri pokok, yaitu a Sifat yang bercorak agama dan akhlak; b Sifat kemenyeluruhannya yang mencakup segala aspek pribadi peserta didik dan semua aspek perkembangan dalam masyarakat; c Sifat keseimbangan, kejelasan, tidak adanya pertentangan antara unsur-unsur dan cara pelaksanaannya; d Sifat realistik dan dapat dilaksanakan, penekanan pada perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku dan pada kehidupan, memperhitungkan perbedaan-perbedaan perseorangan di antara individu, masyarakat dan kebudayaan di mana-mana dan kesanggupannya untuk berubah dan berkembang bila diperlukan Achmadi, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 74. Beberapa ahli pendidikan memiliki pandangan yang berbeda tentang tujuan pendidikan. Berikut adalah beberapa pendapat para ahli pendidikan mengenai tujuan pendidikan yang dirangkum dari Syam, dkk 2021, hlm. 74. Ki Hadjar Dewantara Ki Hadjar Dewantara merumuskan tujuan pendidikan sebagai penguasaan diri, sebab di sinilah pendidikan memanusiakan manusia humanisasi. Beliau berpandangan bahwa ketika peserta didik mampu menguasai diri sendiri, maka mereka akan mampu untuk menentukan sikapnya sendiri sehingga akan tumbuh sikap yang mandiri dan dewasa. Beliau juga menyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan pendidikan adalah untuk membantu peserta didik menjadi manusia yang merdeka Fedi, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 74. Tilaar Tilaar menyatakan bahwa rumusan tujuan pendidikan nasional tentunya sifatnya abstrak sehingga perlu disesuaikan dengan perkembangan akal dan budi peserta didik. Bagi peserta didik pada tingkat-tingkat permulaan tentunya nilai-nilai Pancasila hanya dapat dihayati melalui contoh yang konkret di dalam kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan perkembangan kemampuan akal dan budinya, nilai-nilai Pancasila beranjak menjadi nilai-nilai yang abstrak dan merupakan bagian dari perkembangan anak Indonesia Tilaar, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 75. Zainuddin Fananie Zainuddin Fananie berpandangan bahwa pendidikan bertujuan untuk membantu menunjukkan jalan kebaikan kepada peserta didik atau siapa saja agar dapat memilih jalan tersebut dengan sendirinya. Tugas pendidik hanyalah menunjukkan jalan yang sebaik-baiknya agar peserta didik menjadi baik di setiap perbuatan, perkataan, dan hati Fananie, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 75. Susan Isaacs Susan Isaacs berpandangan bahwa perkembangan intelektual anak berhubungan erat dengan perkembangan emosional. Kebebasan di ruang kelas akan menghilangkan hambatan proses belajar atau distorsi perkembangan watak. Ia membangun budaya kebebasan dan mendorong permainan sebagai metode mengungkapkan kehidupan naluriah instinctual life, upaya memahami dunia, dan mengembangkan keterampilan yang tersublimasi Hobson dkk, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 76. John A. Laska John A. Laska menyatakan pendidikan sebagai ”Upaya sengaja yang dilakukan pelajar atau orang lainnya untuk mengontrol atau memandu, mengarahkan, memengaruhi dan mengelola situasi belajar agar dapat meraih hasil belajar yang diinginkan Laska, , dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 75. Berdasarkan definis pendidikan ini, maka tujuan pendidikan adalah untuk memandu, mengarahkan, memengaruhi, dan mengelola situasi belajar agar peserta didik mampu meraih hasil belajar yang diinginkan secara maksimal. Alexander Sutherland Neil S. Neil, pendiri sekolah Summerhill di Inggris menyatakan bahwa, ”Kita merancang sebuah sekolah yang memungkinkan anak-anak menjadi dirinya sendiri. Untuk mengupayakan hal tersebut, kita harus mengesampingkan semua disiplin, arahan, saran, ajaran moral, dan perintah agama. Anak-anak jangan pernah dipaksa untuk belajar, dan memang prinsip utama Summerhill adalah bahwa anak mengikuti pelajaran secara sukarela berapapun usianya. Hanya belajar yang dilakukan secara sukarelalah yang bernilai dan anak akan mengenal dirinya sendiri apabila mereka telah siap untuk belajar” Hobson dkk, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 75. Harold Ordway Rugg Harold Ordway Rugg adalah pemimpin gerakan pendidikan progresif di Amerika Serikat. Dalam pendidikan progresif, komitmen terhadap kreativitas individu termanifestasi dalam pendidikan yang berpusat pada anak. Rugg lebih menekankan aktivitas yang ditujukan untuk mengembangkan kreativitas dan intuisi anak daripada mengerahkan seluruh kelas mengikuti kurikulum standar yang sudah disusun sebelumnya Hobson, dkk, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 76. Tujuan Pendidikan Tinggi Pendidikan di perguruan tinggi berbeda dengan pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Tujuan pendidikan tinggi selain berorientasi pada pengembangan potensi mahasiswa, juga berkaitan dengan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan tinggi selain berorientasi pada peserta didik mahasiswa juga menekankan peranan institusi pendidikan dalam melaksanakan kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi. Terkait dengan tujuan pendidikan tinggi, berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada pasal 5 dinyatakan bahwa Pendidikan Tinggi bertujuan untuk berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa; dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa; dihasilkannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat berbasis penalaran dan karya Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa UU No. 12, pasal 5, dalam Syam, dkk, 2021, hlm. 82. Referensi Hidayat, R.,& Abdillah. 2019. Ilmu pendidikan konsep, teori, dan aplikasinya. Medan Penerbit LPPPI. Syam, dkk. 2021. Pengantar ilmu pendidikan. Medan Yayasan Kita Menulis.

MakalahFungsi Manajemen Pendidikan. 1. B. Fungsi managemen pendidikan Manjemen pendidikan merupakan suatu proses. Pengertian proses mengacu kepada serangkaian kegiatan yang dimulai dari penentuan sasaran (tujuan sampai akhirnya sasaran tercapainya tujuan. Fungsi, artinya kegiuatan atau tugas-tugas yang harus dikerjakan dalam usaha mencapai tujuan.
Manajemen pendidikan yang mengendalikan proses pendidikan melalui empat fungsi manajemen. Manajemen berfungsi untuk melakukan kegiatan – kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas kebijaksanan umum yang telah ditentukan. Berkaitan dengan fungsi manajemen, George R. Terry dalam Dirjen Bimas Hindu 2012 18 mengemukakan empat fungsi manajemen yaitu 1. Perencanaan planning Perencanaan adalah kegiatan untuk menetapkan tujuan organisasi dan cara – cara mencapai tujuan tersebut dengan menentukan strategi, kebijaksanaan, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pentingnya perencanaan ini yaitu memberikan kejelasan arah kegiatan sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Sembilan manfaat perencanaan menurut T. Hani Handoko dalam Dirjen Bimas Hindu 2012 19, yaitu a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan lingkunganb. Membantu dalam kristalisasi penyesuaian masalah – masalah utamac. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambarand. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepate. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasif. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasig. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahamih. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti dan menghemat waktu, usaha dan dana. Meskipun penjelasan di atas lebih menggambarkan perencanaan dalam konteks bisnis, akan tetapi secara esensial konsep perencanaan ini dapat diterapkan dalam konteks pendidikan yang pada saat ini menghadapi tantangan global, sehingga benar – benar dapat menjamin kualitas pendidikan itu sendiri. 2. Pengorganisasian organizing Menurut George R. Terry 1986 dalam Dirjen Bimas Hindu 2012 21, pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan – hubungan kelakuan yang efektif antara orang – orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas – tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Beberapa asas dalam organisasi, antara lain yaitu a. Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan;b. Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja;c. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab;d. Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;e. Organisasi harus mengandung kesatuan perintah; danf. Organisasi harus fleksibel dan seimbang Dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana – rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal ini penting adanya karena setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan akan dilaksanakan, dan apa yang yang menjadi target kegiatan. 3. Pelaksanaan actuating Hal yang utama dalam proses manajemen adalah pelaksanaan, karena fungsi pelaksanaan ini lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang – orang dalam organisasi. George R. Terry 2012 22 mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota – anggota kelompuk sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota – anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran – sasaran tersebut. Dari pengertian tersebut, maka pelaksanaan tidak lain adalah upaya untuk merealisasikan perencanaan yang telah dibuat, melalui berbagai arahan dan motivasi yang diberikan kepada anggotanya agar setiap anggota dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. 4. Pengawasan controling Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan – penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalm pencapaian tujuan – tujuan perusahaan. Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berperan untuk mengendalikan kegiatan agar pelaksanaannya berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan tercapainya tujuan organisasi, sehingga apabila terjadi penyimpangan dapat ditentukan tindakan untuk mengatasinya yang sering disebut dengan supervisi. Pengawasan memiliki kesamaan pengertian dengan supervisi dalam pendidikan. Secara etimologis, supervisi berasal dari bahasa Inggris “supervision” artinya pengawas di bidang pendidikan. Menurut Wilem Mantja dalam Jerry 2011 11 bahwa supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar PBM, dengan tujuan perbaikan guru murid dan peningkatan mutu pendidikan. Secara umum supervisi memiliki tujuan untuk memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada pendidik dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, dalam melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar. Proses bantuan yang diberikan dapat lebih diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar sehingga bantuan tersebut tepat guna seperti misalnya pembinaan, penilaian dan pengembangan kemampuan tenaga pendidik dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas hasil belajar siswa. Tindak lanjut dari kegiatan supervisi adalah pembangunan dan perbaikan mutu proses pendidikan secara berkelanjutan dengan membiasakan melakukan kegiatan – kegiatan pendidikan yang bermutu, melakukan proses pendidikan yang bermutu dan puncaknya adalah terciptanya budaya bermutu dari pelaksanaan proses pendidikan yang ada melalui meningkatkan kinerja tenaga pendidik dan kependidikan, meningkatkan keefektifan kurikulum, memanfaatkan sarana dan prasarana secara efektif dan efisien, meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah dan meningkatkan suasana pembelajaran yang kondusif. Baik tujuan maupun fungsi supervisi memiliki fokus utama yaitu perbaikan dan peningkatan mutu dalam hal proses pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan, sehingga target utama dari supervisi sesungguhnya adalah peningkatan kemampuan profesional tenaga pendidik. Namun demikian, para supervisor tidak semata – mata hanya mengawasi tenaga pendidik saja tanpa memperhatikan hal lainnya. Menurut Jerry 2011 86 ada tiga bentuk supervisi yang dilihat dari obyek yang disupervisi yaitu a. Supervisi Akademik Supervisi ini menitikberatan pada hal – hal dalam pembelajaran dimana peserta didik sedang dalam proses belajar. Sasaran supervisi akademik antara lain adalah membantu tenaga pendidik dalam hal 1 Merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau bombingan2 Melaksanakan kegiatan pembelajaran / bimbingan3 Menilai proses dan hasil pembelajaran / bimbingan4 Memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan pelayanan pembelajaran / bimbingan5 Memberikan umpan balik secara tepat dan teratur dan terus menerus pada peserta didik6 Melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar7 Memberikan bimbingan belajar pada peserta didik8 Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan9 Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media pembelajaran dan atau bimbingan10 Memanfaatkan sumber – sumber belajar11 Mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan metode. strategi, teknik, model, dan pendekatan yang tepat dan berdaya guna12 Melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pembelajaran/bimbingan dan 13 Mengembangkan inovasi pembelajaran/bimbingan Supervisi ini menitikberatkan pada pengamatan aspek – aspek administrasi untuk membantu kepala sekolah dan tenaga kependidikan di bidang administrasi yang meliputi 1 administrasi kurikulum2 administrasi keuangan3 administrasi sarana prasarana/perlengkapan4 administrasi tenaga kependidikan5 administrasi kesiswaan6 administrasi hubungan dan masyarakat, dan7 administrasi persuratan dan pengarsipan Supervisi ini memfokuskan pengawasan terhadap aspek – aspek sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah secara keseluruhan dan nama baik sekolah seperti keberadaan UKS Unit Kesehatan Sekolah, Perpustakaan, Lab. Bahasa, Lab. Komputer dan lain – lain. Ketiga sasaran supervisi ini merupakan bentuk pengawasan dan bimbingan supervisor demi terciptanya proses belajar mengajar yang bermutu dan berlanjutnya peningkatan mutu dalam setiap kegiatan pendidikan. . Search: Makalah Tentang Covid 19 Terhadap Pendidikan. Disease 2019 (Covid-19) Kerja keras para guru dan dosen selama ini sungguh patut diapresiasi Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dimana karena Ridho-Nya penulisan Makalah Stereotip Dan Prasangka Dunia seolah melambat dan bahkan terhenti sejenak dan Orientasi Pendidikan .
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MAKALAH PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK Tugas ke-2 Dosen Pengampu Dr. I Kadek Suartama, Oleh Putu Okta Satriani 2211031226 Kelas 1F PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2022 ii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan Karakter Pada Anak”. Makalah dengan judul “Pendidikan Karakter Pada Anak” ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah di Universitas Pendidikan Ganesha. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca terkait topik yang dibahas yakni bagaimana pentingnya Pendidikan karakter pada anak usia dini. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada Bapak Dr. I Kadek Suartama, selaku dosen pengampu mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah di Universitas Pendidikan Ganesha. Dengan tugas yang diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini. Singaraja, 17 November 2022 Putu Okta Satriani 2211031226 iii ABSTRAK Pendidikan karakter pada anak merupakan upaya penanaman perilaku terpuji pada anak – anak. Baik itu berupa perilaku dalam beribadah, perilaku sebagai warga negara yang baik, perilaku berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan, dan perilaku terpuji lainnya yang bermanfaat untuk kesuksesan hidupnya kedepan. Pendidikan karakter dilaksanakan pada setiap lingkungan di mana anak berada. Khususnya di sekolah, pendidikan karakter yang di dapatkan anak di sekolah tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang baik untuk anak di masa sekarang dan yang akan datang nantinya. Selain lingkungan sekolah, lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang ditemukan anak. Dalam keluarga, peran orang tua yaitu memiliki tanggung jawab untuk menanamkan sikap – sikap yang baik pada anak. Orang tua tidak semestinya menyerahkan pendidikan karakter anak sepenuhnya kepada guru - guru di sekolah. Orang tua dan guru adalah model yang akan ditiru dan diteladani oleh anak, baik ucapan maupun perbuatannya. Penanaman karakter pada anak dapat dilakukan melalui nasihat, pembiasaan, keteladanan, dan penguatan. Oleh karena itu, semua pihak baik itu dari orang tua, guru dan juga lingkungan tempat anak tinggal memiliki perannya masing – masing dalam pembentukan karakter anak. kata kunci karakter pada anak, pembentukan karakter, pendidikan karakter. iv DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii ABSTRAK ...................................................................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 Latar Belakang ................................................................................................... 1 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2 Tujuan ................................................................................................................ 2 Manfaat .............................................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3 Pengertian Pendidikan Karakter ........................................................................ 3 Konsep Dasar Pendidikan Karakter ................................................................... 3 Nilai – Nilai Pendidikan Karakter ..................................................................... 4 Prinsip Pendidikan Karakter .............................................................................. 5 Peran Pendidikan dalam Penanaman Karakter Pada Anak ................................ 6 Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter ........................................................... 7 BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 8 Kesimpulan ........................................................................................................ 8 Saran .................................................................................................................. 8 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 9 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan dalam Bahasa Imggris dikenal dengan sebutan education yang dimana memiliki kata dasar educate dengan Bahasa latin educo. Educo memiliki arti mengembangkan dari dalam seperti mendidik, melaksanakan hukum kegunaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI Pendidikan memiliki arti sebuah pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk mendewasakan individu melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, tata cara, dan perbuatan mendidik. Jadi dengan itu, dapat diartikan bahwa Pendidikan adalah sebuah proses pengembangan diri seseorang melalui sebuah upaya pengajaran, bimbingan dan pelatihan sehingga menjadikan seseorang menjadi pribadi yang lebih dewasa. Dalam lingkup kehidupan sebuah karakter dari individu merupakan salah satu hal penting yang dimana karakter menjadi salah satu ciri khas dari individu tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI karakter diartikan sebagai sifat – sifat kejiwaan, akhlak ataupun budi pekerti. Karakter juga diartikan sebagai nilai – nilai, sikap dan juga prilaku seseorang yang dapat diterima oleh masyarakat luas seperti etis, demokratis, hormat, bertanggung jawab, dapat dipercaya, adil dan fair, serta peduli, yang bersumber dari nilai – nilai kemasyarakatan, ideologi negara, dan kewarganegaraan, nilai – nilai budaya bangsa, agama, dan etnik yang diterima oleh masyarakat Indonesia secara luas sehingga tidak menimbulkan konflik. Menurut Darmiyati Zuchdi, dkk. 2015 3 pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai – nilai perilaku karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai – nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan, sehingga menjadi manusia paripurna. Oleh karena itu karakter dijadikan sebagai nilai – nilai yang dapat diterima oleh masyarakat membutuhkan sebuah sistem penanaman agar melekat pada diri manusia sehingga dapat berperilaku yang terpuji. Sedangkan menurut Asmaun Sahlan 2013 141-142 Pendidikan karakter memiliki tujuan sebagai arah dalam pelaksanaan pendidikan di sebuah lembaga. Pendidikan karakter sangat penting di dalam kehidupan manusia khususnya anak – anak muda penerus bangsa Indonesia yang dimana sekarang ini sedang dilanda dengan banyaknya penurunan moral di berbagai Lembaga, termasuk dalam dunia pendidikan. Dengan kenyataan itulah sebuah pendidikan karakter sangat diperlukan disini. Pendidikan karakter dijadikan sebagai sebuah upaya untuk mewujudkan pembentukan karakter peserta didik khususnya sejak sekolah dasar agar memiliki akhlak mulia. Pendidikan karakter harus dilaksanakan sedini mungkin. Pendidikan karakter bisa dimulai sejak individu di usia dini yang dimana periode usia dini merupakan masa dimana sebagai landasan kehidupan manusia selanjutnya. Dengan itulah betapa pentingnya pendidikan karakter untuk anak sejak kecil yang dimana dimaksudkan untuk menanamkan nilai -nilai atau ajaran – ajaran kebaikan agar dapat menjadi sebuah kebiasaan ketika dewasa atau dijenjang pendidikan berikutnya. 2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut 1. Apa itu pendidikan karakter ? 2. Apa saja konsep dasar pendidikan karakter ? 3. Bagaimana pengelompokan nilai – nilai karakter ? 4. Apa saja prinsip dari pendidikan karakter ? 5. Bagaimana peran pendidikan dalam penanaman karakter pada anak ? 6. Apa saja fungsi dan tujuan dari pendidikan karakter ? Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut 1. Mengetahui pengertian pendidikan karakter 2. Mengetahui konsep dasar pendidikan karakter 3. Mengetahui pengelompokan nilai – nilai karakter 4. Mengetahui prinsip pendidikan karakter 5. Mengetahui peran pendidikan dalam penanaman karakter pada anak 6. Mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan karakter Manfaat 1. Bagi Pembaca Adapun manfaat penulisan makalah ini bagi pembaca adalah agar pembaca dapat mengetahui dan menambah wawasan mengenai pentingnya pendidikan karakter pada anak. 2. Bagi Penulis Adapun manfaat penulisan makalah ini bagi penulis adalah penulis dapat memahami dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai pentingnya pendidikan karakter pada anak. 3 BAB II PEMBAHASAN Pengertian Pendidikan Karakter Pendidikan karakter tersusun atas dua kata yaitu pendidikan dan juga karakter. Kedua kata ini mempunyai maknanya sendiri – sendiri. Pendidikan lebih merujuk pada kata kerja, sedangkan karakter lebih pada sifatnya. Artinya, melalui proses pendidikan tersebut, nantinya dapat dihasilkan sebuah karakter yang baik Sutrisno, 2015. Kata pendidikan sendiri merupakan terjemahan dari education, yang dimana kata dasarnya adalah educate atau bahasa latinya educo. Educo memiliki arti mengembangkan dari dalam; mendidik; melaksanakan hukum kegunaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan yang mendidik. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan merupakan sebuah proses pengembangan diri seseorang melalui upaya pengajaran, bimbingan dan juga pelatihan sehingga menjadikan individu menjadi lebih dewasa. Dalam kamus Poerwadaminta, kata karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat – sifat kejiwaan, akhlak dan budi pekerti yang menjadi ciri khas dan membedakan seseorang dengan orang lain. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI karakter diartikan sebagai watak, tabiat, pembawaan dan kebiasaan. Karakter memiliki kaitan erat dengan personality, atau kepribadian seseorang. Adapula yang mengartikan karakter sebagai identitas diri seseorang. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa karakter adalah suatu ciri khas yang dimiliki oleh seseorang yang berkaitan dengan kepribadian, sikap, tabiat, perilaku, akhlak dan budi pekerti yang dapat membedakan satu orang dengan orang lain. Menurut Fakri Gafar 2013, pendidikan karakter merupakan suatu proses transformasi dari nilai – nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan ke dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. Sedangkan Scerenko berpendapat bahwa pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang sungguh – sungguh dengan cara mencari kepribadian positif dikembangkan, didorong, dan diberdayakan melalui keteladanan, kajian sejarah, dan biografi para bijak dan pemikir besar, serta praktik emulsi. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, maka dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengajarkan tentang kepribadian, tabiat, sikap maupun akhlaq sehingga terbentuk suatu individu seperti yang diharapkan. Dapat diartikan yang dimana suatu lembaga pendidikan harus mengedepankan penanaman dan juga pengembangan nilai – nilai karakter pada peseta didiknya dalam proses pembelajaran yang kemudian dapat diterapkan ke dalam kehidupan sehari – hari perserta didik selama masa hidupnya. Konsep Dasar Pendidikan Karakter Konsep dasar pendidikan karakter tertuang dalam Permendikbud No 23 tentang Penumbuhan Budi Pekerti tahun 2015. Penumbuhan Budi Pekerti PBP bertujuan sebagai berikut 4 1. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan. 2. Menumbuh kembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan karakter sejak di keluarga, sekolah dan masyarakat. 3. Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat dan keluarga. 4. Menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karakter seseorang atau individu akan terbentuk bila aktivitas dilakukan berulang – ulang secara rutin hingga menjadi suatu kebiasaan, yang pada akhirnya tidak hanya menjadi suatu kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter dari indivitu itu. Pembentukan karakter tidak dapat dilepaskan dari keterampilan hidup seseorang. Proses pengembangan keterampilan dimulai dari sesuatu yang tidak disadari dan tidak kompeten yang kemudian menjadi sesuatu yang disadari dan kompeten. Penanaman karakter bisa dimulai dengan cara menanamkan nilai – nilai universal untuk mencapai kematangan karakter melalui penanaman cinta kasih dalam keluarga. Penanaman dan pengembangan pendidikan karakter di sekolah menjadi tanggung jawab bersama – sama. Keluarga menjadi kiblat perjalanan dari dalam kandungan sampai tumbuh menjadi dewasa dan berlanjut di kemudian hari. Sedangkan lingkungan sekolah memiliki peran sangat besar dalam pembentukan karakter anak. Peran guru tidak hanya sekedar sebagai pendidik semata, tetapi juga sebagai pendidik karakter, moral dan budaya bagi siswanya. Nilai – Nilai Pendidikan Karakter Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter haruslah bersumber dari Agama, Pancasila, Budaya dan juga tujuan pendidikan nasional Indonesia. Berdasarkan ke empat sumber nilai tersebut, teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut ini. a. Religius. Pikiran, perkataan, dan juga tindakan seseorang di upayakan selalu berlandaskan pada nilai-nilai Ketuhanan dan ajaran agamanya masing - masing. b. Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya baik itu dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri ataupun orang lain. c. Toleransi. Sikap dan tindakan yang saling menghargai perbedaan baik itu agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. d. Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang ada dalam kehidupan. e. Kerja keras. Perilaku yang menunjukkan upaya yang sungguh - sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. f. Kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu pembaharuan untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. g. Mandiri. Sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan hal dan tugas-tugas yang dimiliki. h. Demokratis. Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai hak dan kewajiban dirinya dan orang lain itu sama atau setara. i. Ingin tahu. Sikap dan juga tindakan yang selalu berupaya untuk menggali, mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya. 5 j. Nilai kebangsaan. Cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang dimana menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompoknya. k. Nasionalis. Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, yang tinggi terhadap bangsanya. l. Menghargai karya dan prestasi orang lain. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mempunyai sikap menghormati keberhasilan atau pencapaian orang lain. m. Komunikatif. Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain tanpa rasa canggung yang berlebihan. n. Cinta Damai. Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan nyaman atas kehadiran dirinya. o. Gemar Membaca. Kebiasaan untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebaikan bagi dirinya. p. Peduli Lingkungan. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan melaksanakan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. q. Peduli Sosial. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain yang membutuhkan bantuan. r. Tanggung-jawab. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan baik itu terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah segala sesuatu hal yang dilakukan guru yang mampu mempengaruhi karakter peserta didiknya. Guru membantu membentuk watak peserta didik berdasarkan prinsip – prinsip pendidikan karakter. Menurut Saiful Bahri 2015 berikut ini prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan nilai atau karakter bangsa yaitu 1. Nilai dapat diajarkan atau memperkuat nilai – nilai luhur budaya bangsa melalui olah pikir, olah rasa, olah karsa, olah kalbu, dan olah raga yang dihubungkan dengan objek yang dipelajari yang terintegrasi dengan materi pelajaran di sekolah. 2. Proses perkembangan nilai – nilai atau karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. 3. Proses pengembangan nilai – nilai karakter bangsa yang dimiliki peserta didik merupakan proses yang berkelanjutan sejak peserta didik masuk dalam satuan pendidikan. 4. Diskusi tentang berbagai perumpamaan objek yang dipelajari untuk melakukan olah pikir, olah rasa, olah kalbu, dan olah raga untuk memenuhi tuntutan dan munculnya kesadaran diri sebagai ciptaan Tuhan, anggota masyarakat bangsa maupun warga negara, dan sebagai bagian dari lingkungan tempat hidupnya. 5. Program perkembangan dirinya melalui kegiatan – kegiatan rutin budaya sekolah, keteladanan, kegiatan spontan pada saat kejadian, pengkondisian dan pengintegrasian pendidikan nilai karakter dengan materi pelajaran, serta merujuk kepada pengembangan kompetensi dasar setiap mata pelajaran di sekolah. 6 Pendidikan karakter pada tingkatan sekolah mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol – simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Peran Pendidikan dalam Penanaman Karakter Pada Anak Dengan perkembangan zaman yang memasuki era modern ini memacu para pendidik untuk mencetak anak – anak bangsa yang sanggup dan bisa untuk menempatkan diri di tengah arus perubahan yang cepat. Lebih dari itu, para tenaga pendidik memiliki kewajibanan untuk mendorong peserta didiknya menjadi orang – orang yang hidupnya mampu menggali makna dan memiliki akar pada nilai – nilai yang luhur, gambar diri yang kokoh dan ambisi – ambisi yang bermanfaat bagi manusia lain selain dirinya sendiri. Para pendidik harus menghasilkan peserta didik yang mandiri. Yang artinya mampu memilih berdasarkan nilai-nilai, gambaran diri yang kokoh dan ambisi yang tepat. Penanaman karakter dalam perannya dalam bidang pendidikan dijabarkan sebagai berikut 1. Pembinaan watak jujur, cerdas, peduli, tangguh merupakan tugas utama dari pendidikan. 2. Mengubah kebiasaan buruk melalui tahap demi tahap yang pada akhirnya menjadi baik. Dapat mengubah kebiasaan senang tetapi jelek yang pada akhirnya menjadi benci tetapi menjadi baik. 3. Karakter merupakan sifat yang tertanam di dalam jiwa dan dengan sifat itu seseorang secara spontan dapat dengan mudah memancarkan sikap, tindakan dan perbuatan. 4. Karakter adalah sifat yang terwujud dalam kemampuan daya dorong dari dalam keluar untuk menampilkan perilaku terpuji dan mengandung kebaikan. Penanaman – penanaman nilai karakter tersebut dapat wujudkan dan dijadikan budaya di masing – masing sekolah. Proses yang efektif untuk membangun budaya sekolah adalah dengan melibatkan dan mengajak semua pihak yang ada di lingkungan sekolah untuk bersama – sama memberikan komitmennya. Banyak nilai yang dapat dan harus dibangun di sekolah seperti nilai peduli dan kreatif, jujur, bertanggungjawab, disiplin, sehat dan bersih, dan juga saling peduli antar sesama warga sekolah. Sekolah adalah laksana taman atau tempat untuk menanam benih-benih nilai kebaikan untuk pembentukan karakter pada anak tersebut. Untuk itu, kepala sekolah, para guru dan karyawan harus fokus pada usaha pengorganisasian yang mengarah pada harapan dalam pembentukan karakter anak didiknya. Setiap sekolah hendaknya menentukan kegiatan khusus yang dapat mengikat para guru untuk melakukan kegiatan tersebut secara berkelanjutan. Berikut contoh penerapan keteladan pendidikan karakter di sekolah yang bisa diterapkan 1. Guru secara sadar datang pada jam dan pulang jam Kehadiran guru yang demikian sebagai bentuk komitmen mereka terhadap budaya yang telah berlaku di sekolah yang bersangkutan. 2. Sekolah memberikan penghargaan terhadap setiap keberhasilan, usaha, dan memberikan komitmennya. Dengan itu, semua karyawan dan siswanya akan termotivasi untuk bekerja keras, inovatif, dan mendukung perubahan. 3. Sekolah memberikan apresiasi pada saat upacara bendera pada hari senin untuk guru, karyawan dan siswa yang berprestasi. Cara yang dilakukan ini dapat 7 memotivasi setiap guru, karyawan dan siswa untuk meraih prestasi – prestasi tertentu. 4. Sekolah menerapkan Kegiatan Gotong Royong setiap satu semester yang bertujuan untuk menanamkan sikap atau rasa kekeluargaan di lingkungan sekolah tersebut. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter Secara umum fungsi pendidikan karakter sesuai dengan fungsi dari pendidikan nasional, yaitu pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berkaitan dengan itu, menurut Zubaedi ada beberapa fungsi dari diadakanya pendidikan karakter antara lain 1. Pembentukan dan Pengembangan Potensi Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi potensi peserta didik agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila. Oleh karena itu, dalam konteks ini pendidikan harus mampu memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik sesuai dengan norma-norma yang ada. 2. Perbaikan dan Penguatan Pendidikan karakter berfungsi memperbaiki karakter peserta didik yang bersifat negatif dan memperkuat peran dari keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter, maju, mandiri, dan sejahtera. 3. Penyaring Pendidikan karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan menyaring nilai-nilai budaya dari bangsa lain yang positif untuk menjadi karakter manusia agar menjadi bangsa yang bermartabat. Sedangkan pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Tujuan pendidikan karakter yang diharapkan Kementerian Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut. 1. Mengembangkan potensi nurani peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. 2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. 3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab pada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. 4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. 5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan. 8 BAB III PENUTUP Kesimpulan Pendidikan karakter merupakan suatu proses transformasi dari nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan ke dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. Pendidikan karakter pada anak merupakan upaya penanaman perilaku terpuji pada anak – anak. Baik itu berupa perilaku dalam beribadah, perilaku sebagai warga negara yang baik, perilaku berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan, dan perilaku terpuji lainnya yang bermanfaat untuk kesuksesan hidupnya kedepan. Pendidikan karakter dilaksanakan pada setiap lingkungan di mana anak berada. Salah satunya adalah di sekolah. Pendidikan karakter yang di dapatkan anak di sekolah tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang baik untuk anak di masa sekarang dan di masa yang akan datang nantinya. Orang tua dan guru adalah model yang akan ditiru dan diteladani oleh anak, baik ucapan maupun perbuatannya. Penanaman karakter pada anak dapat dilakukan melalui nasihat, pembiasaan, keteladanan, dan penguatan. Oleh karena itu, semua pihak baik itu dari orang tua, guru dan juga lingkungan tempat anak tinggal memiliki perannya masing – masing dalam pembentukan karakter anak. Dalam pendidikan karakter pada anak ada 4 konsep dasar yang menjadi landasan pendidikan karakter untuk anak. Selain itu ada pula prinsip – prinsip yang harus diterapkan dalam proses penanaman karakter pada anak khusunya di sekolah. Begitupun juga dengan peranan pendidikan dalam proses penanaman karakter pada anak yang dimana salah satunya dengan membuat suatu aturan – aturan kecil di sekolah yang wajib ditaati untuk menumbuhkan karakter baik di dalam diri anak tersebut. Dari semua hal diatas adapun fungsi dan tujuan yang akan diperoleh dari pendidikan karakter yang dimana salah satunya adalah dapat membentuk dan juga mengembangkan dengan bakat individu yang dimiliki. Saran Dengan pentingnya pendidikan karakter untuk anak – anak usia dini dan sekolah dasar sangat diperlukan pendidikan karakter yang dimana seharusnya sudah ditanamkan sedini mungkin. Dalam pendidikan karakter sebaiknya bukan hanya guru yang berperan tetapi juga orang tua serta lingkungan sekitar ikut berperan penting dalam proses penanaman karakter pada seseorang agar menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya. 9 DAFTAR PUSTAKA Bahri, S. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mengatasi Krisis Moral di Sekolah. TA'ALLUM. Hadisi, L. 2015. Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini. Jurnal Al-Ta'dib. Khaironi, M. 2017. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age Universitas Hamzanwadi, 82. Putri, D. P. 2018. Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah Dasar di Era Digital. AR-RIAYAH Jurnal Pendidikan Dasar, 37-39. Zuchdi, D. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter di SMP N 8 dan SMP N 9 Purwokerto. Jurnal Pembangunan Pendidikan. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Ningsih Zamroni ZamroniDarmiyati ZuchdiPenelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan; 1 implementasi pendidikan karakter IPK di SMP Negeri 8 dan SMP Negeri 9 Purwokerto; 2 peran kepala sekolah, guru, dan siswa dalam IPK; dan 3 aktualisasi nilai-nilai karakter dalam IPK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan pendekatan pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Berdasarkan hasil penelitian ditarik kesimpulan berikut ini. 1 Implementasi pendidikan karakter yang lakukan melalui pola kegiatan terpadu antara kegiatan intrakurikuler dan ektrakurikuler. 2 Implementasi pendidikan karakter yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, dan siswa mempunyai peranan yang positif dalam pembentukan kultur sekolah yang berkarakter. Peran kepala sekolah, guru, dan siswa dalam IPK diwujudkan dalam a peran kepala sekolah sebagai motivator, pemberi contoh keteladanan, pelindung, penggerak kegiatan, perancang kegiatan, pendorong, dan pembimbing; b peran guru sebagai pendidik, pengasih, dan pengasuh; dan c peran siswa sebagai subjek didik dan pelaksana kegiatan di sekolah. 3 Aktualisasi nilai-nilai karakter dalam IPK cenderung mengacu pada prinsip ABITA Aku Bangga Indonesia Tanah Airku berbasis kebangsaan dan religius yang meliputi 18 nilai karakter, yaitu a nilai religius, b kejujuran, c demokratis, d tanggungjawab, e disiplin, f peduli lingkungan, g peduli sosial, h kerja keras, i mandiri, j cinta tanah air, k semangat kebangsaan, l rasa ingin tahu, m gemar membaca, n menghargai prestasi, o cinta damai, p bersahabat/komunikatif, q toleran, dan r kreatif. 4 Terdapat persamaan dan perbedaan dalam IPK di kedua SMP tersebut, persamaannya adalah mengacu pada nilai-nilai yang ada pada prinsip ABITA, perbedaannya kalau di SMP Negeri 8 melaksanakan 12 nilai karakter dan kegiatan pelajaran sekolah setiap pagi diawali dengan baca Alquran pada jam ke-0, sedangkan SMP Negeri 9 Purwokerto melaksanakan 18 nilai karakter sesuai prinsip ABITA sebagai pilot projek Kemdikbud yang kegiatan pelajaran dimulai setiap pagi diawali dengan “Salam ABITA”, menyanyikan lagu kebangsaan, dan kegiatan kebersihan lingkungan Palupi PutriCharacter education is an application process of etiquette value and religious into the students through knowledge, the application of the values to yourself, family and each friends into the teacher, environment and also into God Almighty. The social development of the child in the age of the elementary school have increase. From the first only socialize with the family in the house and then grow up to know another people around him. The child in this age also know the digital style either in the house, friends, school and the environment. In the digital era it’s not only positive impact but also negative impact. In this case the figure of the parents, teacher and society are working to guide and watch the child to become good, excellent and have the positive aim to their selfSaiful BahriCharacter education is the deliberate effort conscious to help people understand, care about, and implement the core ethical values. It is expected that character and personality are formed by the learners themselves who long for the success of character education. Learners are expected to understand the values imparted to him, entirely without any misunderstanding at all. Integration of character education is vital in overcoming the problem of moral crisis. Thus, in the implementation of character education in schools is three methods are employed involving learning, extracurricular activities, and school Karakter Pada Anak Usia Dini. Jurnal Al-Ta'dibL HadisiHadisi, L. 2015. Pendidikan Karakter Pada Anak Usia Dini. Jurnal Al-Ta'dib.
TUJUANDAN FUNGSI EVALUASI PENDIDIKAN A. Fungsi evaluasi pendidikan Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu: 1. Menguukur kemajuan 2. Penunjang penyusunan rencana 3. Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali[1] DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………. DAFTAR ISI ………………………………. 1. BAB I a. Pendahuluan ………………………………. b. Latarbelakang Masalah ………………………………. c. Rumusan Masalah ………………………………. d. Tujuan Masalah ………………………………. 2. BAB II a. Pembahasan ………………………………. b. Tujuan Pendidikan ………………………………. c. Pengertian Pendidikan ………………………………. d. Tujuan Pendidikan Agama Islam ………………………………. 3. BAB III a. Penutup ………………………………. b. Kesimpulan ………………………………. c. Saran ………………………………. 4. Daftar Pustaka ………………………………. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan kehidupan manusia, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri. Segala sesuatu yang terjadi di alam dan yang ada di alam ciptaan Alloh tentu tidak semata diciptakan, tetapi sudah pasti ada tujuan, baik yang tersurat maupun yang tersirat, begitu juga dengan pendidikan yang merupakan kebutuhan primer bagi jalannya kehidupan umat manusia. Alloh SWT pun telah berfirman di dalam Al-Qur’an tentang tujuan pendidikan itu sendiri, sehingga manusia tinggal menjalankan dan merealisasikan apa-yang difirmankan Alloh SWT. Dari kenyataan di atas melalui makalah ini diharapkan dapat terungkap masalah “Bagaimana tujuan pendidikan menurut Al-Qur’an? masalah tersebut penulis tuangkan kedalam sebuah Tulisan yang berjudul “TUJUAN PENDIDIKAN” B. Rumusan Masalah Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas, maka timbul beberapa masalah yang perlu diteliti dan dianalisa sebagai berikut Bagaimana pengertian pendidikan? Bagaimana tujuan pendidikan menurut Al-Qur’an? C. Tujuan Penulisan Bertolak dari perumusan masalah di atas, maka tujuan yang diharapkan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengertan pendidikan Untuk mengetahui tujuan pendidikan menurut Al-Qur’an BAB II TUJUAN PENDIDIKAN A. Pengertian Pendidikan Terdapat sejumlah Istilah “pendidikan” dalam khazanah Pendidikan Islam yang merujuk langsung pada pengertian pendidikan dan pengajaran seperti at-Tarbiyah Pendidikan, at-Ta’lîm Pengajaran, at-Ta’dîb Pendidikan yang bersifat Akhlaq, dan ar-Riyadloh Latihan. Setiap term tesebut mempunyai makna yang berbeda-beda, karena perbedaan teks dan konteks kalimatnya, walaupun dalam hal-hal tertentu, term-term tersebut mempunyai kesamaan makna. Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam 1993 127 Hal yang sama juga dikatakan oleh Maksum, bahwa dalam khazanah pendidikan Islam terdapat sejumlah istilah yang merujuk langsung pada pengertian pendidikan dan pengajaran seperti at-Tarbiyah Pendidikan, at-Tadîb Pendidikan yang bersifat Akhlaq, at-Talîm Pengajaran, at-Tabyîn Penjelasan dan at-Tadrîś Pengajaran. Begitu juga, dalam sumber ajaran Islam, al-Qurân dan Hadîts, banyak ditemukan perintah yang berkaitan dengan belajar dan berpikir. Menurut Aristoteles menyatakan bahwa ان فى الانسان قوّتين فكرية انسانية وشهوانية بهيمية والتربية هى الوسائل التى بها تتغلب الاول على الثانية Artinya Sesungguhnya dalam diri manusia itu ada dua kekuatan yaitu daya berfikir insyaniyah dan daya berfikir syahwaniyah hewan, dan Tarbiyah yaitu pelantara antara yang kesatu Fikr Insyaniyah untuk menundukan fikiran fikiran yang pertama Fikr Syahwatiyah hewan. Ajaran Islam mengajarkan bahwa manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan membawa fitrah kecenderungan untuk menerima kebenaran Islam tetapi orang tua dan lingkugannya yang menjadikan lain dari fitrahnya itu, sebagaimana sabda Rosulullah SAW berikut ini كُلُّ مَوْلُودِ يُوْلَدُ عَلَى الفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْ يُنُـصِّرَانِهِ اَويُمَجِّسَانِهِ Artinya “Setiap anak yang dilahirkan kedunia ini dalam keadaan fitrah, kemudian Ibu Bapaknyalah yang menjadikan ia seorang Yahudi, Nasroni dan Majusi”. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapatlah kita merumuskan bahwa pendidikan adalah Usaha mengembangkan fitrah manusia dengan ajaran Islam agar terwujud kehidupan manusia yang makmur dan bahagia. Pendidikan dalam suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang mengarahkan kehidupannya, sesuai dengan cita-cita Islam, sehingga dapat membantu cita-citanya. Moh. Saltut, mendefinisikan pendidikan agama Islam sebagai berikut “Pendidikan Islam adalah mengembangkan, mengajak sera mendorong umat manusia lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik berhubungan dengan akal, peasaan maupun perbuatan.” Pendidikan Islam adalah proses mendekatkan manusia kepada tingkat kesempurnaan, dan mengembangkan kemampuannya. Dengan demikian pendidikan Islam mempunyai prinsip yaitu 1. Pendidikan merupakan suatu proses pembantuan pencapaian tingkat kesempurnaan, yaitu manusia yang mencapai tingkat keimanan dan berilmu yang disertai dengan amal shaleh 5811 2. Sebagai model, maka Rosululloh SAW, sebagai Uswatun Hasanah yang dijamin Alloh SWT. Memiliki akhlak mulia. 3. Pada manusia tedapat potensi yang baik dan buruk oleh karena itu pendidikan ditujukan untuk pembangkit potensi-potensi baik yang ada pada diri anak didik dan mengurangi potensi yang jelek. “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” B. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tiap aktivitas manusia mempunyai tujuan tertentu sebab aktivitas yang tidak mempunyai tujuan adalah sia-sia. Demikian pula Pendidikan dan didasari oleh falsafah Islam yang hakekatnya merupakan pandangan hidup umat islam walaupun secara teoritis dan praktisnya banyak mendapat masukan dan pengaruh teori-teori pendidikan umum. Tujuan umum oendidikan nasional adalah negara tempat pendidikan islam dilaksanakan. Tujuan yang sebenarnya dari pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang sempurna. Oleh karena itu, tujuan pendidikan Islam pada dasarnya untuk menciptakan insan kamil yang bertaqwa yang bercirikan akhlak yang baik dan mulia. Pengertian lain; Tujuan Pendidikan Islam adalah mendidik anak-anak, pemuda-pemudi dan orang dewasa supaya menjadi seorang muslim yang sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlak mulia sehingga menjadi salah seorang warga masyarakat yang sanggup hidup diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Alloh SWT. , negara dan Tanah airnya, bahkan semua umatnya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah pembentukan budi pekerti yang luhur serta akhlak yang mulia. Sebagaimana Firman Alloh SWT. وَاِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ Artinya “Dan sesungguhnya kamu benar-benar budi pekerti yang agung.” Sementara itu Nabi Muhammad bersabda اِنَّمَا بُعِثْتُ لاُِتَمِّـمَ مَكَارِمَ الاَخْلاَقِ Artinya “ Seseungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia.” Dengan demikian tujuan Pendidikan dalam Islam yang optimal adalah mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat sebagaimana do’ a yang kita panjatkan sebagaimana Firman Alloh dalam QS. Al-Baqarah ayat 201-202 Artinya 201. Dan di antara mereka ada orang yang bendoa “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” 202. Mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. Pendidikan Islam bertugas menanamkan nilai-nilai Islami dalam pribadi, juga mengembangkan anak didik agar mampu melakukan pengalaman nilai-nilai itu dalam batas konfigurasi identitas wahyu Allah. Hal ini berarti Pendidikan Islam harus mampu secara optimal mendidik anak-anak agar memiliki kedewasaan atu kematangan dalam beriman, bertaqwa dan mengamalkan hasil pendidikannya sehingga menjadi pemikir dan pengamal ajaran Islam yang dialogis terhadap perkembangan zaman. Sebagaimana firman Alloh QS. Al-Baqarah ayat 208-209 Artinya “208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. 209. Tetapi jika kamu menyimpang dari jalan Allah sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, Maka Ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Pendidikan Islam harus mampu menciptakan manusia muslim yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana iman dan taqwa menjadi pengendali dalam penerapan atau pengamalannya dalam masyarakat. Bila mana tidak demikian maka martabat manusia akan membahayakan umat manusia firman Alloh dalam QS. Ali Imran ayat 102 Artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. Oleh karena itu manusia sebagai produk dari hasil kependidikan Islam mampu mencari cara-cara hidup yang membawa kesejahteraan duniawi dan ukhrowi. Ajarana Islam memberikan konsep yang menyeluruh, untuk digunakan sebagai landasan hidup manusia di segala zaman dalam segenap bidang kehidupan. Oleh karena itu manusia melalui proses kependidikan harus mampu mengaktualisasikan dirinya dengan cita-cita ajaran Islam. Penemuan tujuan Pendidikan Islam harus berorientasi pada hakekat Pendidikan Islam yang meliputi beberapa aspek yaitu a. Tujuan dan tugas hidup umat manusia Manusia hidup dengan tugas dan tujuan tertentu. Tujuan dan tugas hidup manusia hanya untuk Allah SWT. Semata. Indikasi tugasnya beribadah dan tugas sebagai kholifah di muka bumi. Sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya shalatku, ibadah, hidup dan matiku, hanya untuk Allah SWT. Tuhan sekalian alam. b. Mempertahankan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep bahwa manusia diciptakan sebagai kholifah di muka bumi serta untuk beribadah kepdanya, penciptaan itu dibekali dengan fitroh yang berupa agama Islam sebatas kemampuan dan ukuran yang ada. c. Tujuan masyarakat Tujuan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam masyarakat, maupun mengantisipasi perkembangan dunia modern. d. Dimensi-dimensi kehidupan ideal. Mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahtraan hidup manusia di dunia dan di akhirat, serta mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kebahagiaan di akhirat. Upaya untuk meningkatkan tujuan pendidikan Agama Islam harus dilaksanakan seoptimal mungkin, walaupun dalam kenyataannya manusia tidak mungkin menemukan kesempurnaan dalam berbagai hal. Manusia diberi keleluasaan untuk meningkatkan tarap hidupnya karena segala sesuatu telah diatur oleh Alloh SWT sebagaimana Firmannya dalam Al-Qur’an QS. Ar-Ra’d ayat 2 Artinya “Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat, Kemudian dia bersemayam di atas Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan makhluk-Nya, menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya, supaya kamu meyakini pertemuan mu dengan Tuhanmu”. Hidup seorang Muslim hendaknya diarahkan atas kerja sama yang sempurna antara kebutuhan jasmani dan rohani. Kedua kebutuhan ini akan tercapai apabila memiliki ilmu pengetahuan yang seimbang dengan pengetahuan agama. Firman Alloh dalam Al-Qur’an QS. Al-Bayinah ayat 7-8 Artinya “7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. 8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” Sabda nabi Muhamad Saw dalam haditsnya. Artinya “Siapa yang menghendaki kebahagiaan dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kebahagiaan akhirat maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kebahagiaan keduanya maka harus dengan ilmu” Menurut Imam Al-ghojali tujuan umum Pendidikan Agama Islam tercermin dalam dua segi yaitu 1. Insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah swt. 2. Insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. BAB III KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama islam adalah 1. Terbentuknya insan kamil yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut a. Rasa kekeluargaan dan persamaan diantara sesama makhluk Allah b. Kreatif menumbuhkan gagasan baru yang bermanfaat bagi kemanusiaan. c. Keseimbangan yang menumbuhkan kearifan, kebijakan dalam mengambil keputusan. d.Disiplin kerja, keteraturan dalam kehidupan pribadi dan masyarakat e. Intelektual yang menumbuhkan daya cipta dan daya imajinasi. 2. Terciptanya insan kaffah yang memiliki dimensi-dimensi religius, budaya dan alamiyah. 3. Penyadaran fungsi manusia sebagai hamba, khalifah Allah Swt, serta sebagai warosatul Ambiya memberi bekal yang menandai dalam upaya melaksanakan fungsi tersebut. Pendidikan Islam bertujuan untuk mengadakan perubahan tingkah laku ke arah yang positif. Perubahan tersebut sesuai dengan pembinaan Pendidikan Agama Islam yaitu 1. Pebinaan jasmani, kesehatan, keterampilan daerah psykomotor 2. Pembinaan akal daerah kognitif 3. Pembinaan hati daerah afektif DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama RI. 1985. AL Qur’an dan Terjemahnya, Peroyek Pengadaan Kitab Suci Al Qur’an, Jakarta. Al-Qur’an Digital. 2004. Version Jakiyah Darajat. 1982. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta Kerjasama Departemen Agama RI. Mohammad Rifa’I Drs. 1994. Qur’an Hadits, CV. Wicaksana Semarang
pendidikanadalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.berkaitan dengan hal
Makalah Urgensi, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Bagi Anak Usia DiniBAB I PENDAHULUANRendahnya mutu pendidikan masih disandang bangsa Indonesia. Hal ini dapat diminimalkan dengan mengoptimalkan pendidikan pada anak sejak dini. Pada usia 0-6 tahun anak perlu mendapat perhatian khusus karena saat inilah kesiapan mental dan emosionalnya mulai terbentuk. Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini PAUD menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara signifikan dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan, yaitu kesiapan mental dan emosional anak saat memasuki sekolah mulai belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya sejak bayi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan otak bayi dibentuk pada usia nol sampai enam tahun. Oleh sebab itu asupan nutrisi yang cukup juga harus diperhatikan. Para ahli neurologi meyakini sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia terjadi pada usia empat tahun, 80% terjadi ketika usia delapan tahun, dan 100% ketika anak mencapai usia 8-18 tahun. Itulah sebabnya, mengapa masa anak-anak dinamakan masa keemasan. Sebab, setelah masa perkembangan ini lewat, berapapun kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh masing-masing individu, tidak akan meningkat yang memiliki anak, tentu tidak ingin melewatkan masa keemasan ini. Berdasarkan kajian neurologi dan psikologi, perkembangan kualitas anak usia dini disamping dipengaruhi oleh faktor bawaan juga dipengaruhi faktor kesehatan, gizi, dan psikososial yang diperoleh dari lingkungannya. Maka, faktor lingkungan harus direkayasa semaksimal mungkin agar kekurangan yang ditimbulkan faktor bawaan tersebut bisa tahun-tahun pertama kehidupan, otak anak berkembang sangat pesat dan menghasilkan bertrilyun-trilyun sambungan yang memuat berbagai kemampuan dan potensi. Nutrisi bagi perkembangan anak merupakan faktor terpenting yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang terdapat enam aspek yang harus diperhatikan terkait dengan perkembangan anak antara lainPerkembangan fisik hal ini terkait dengan perkembangan motorik dan fisik anak seperti berjalan dan kemampuan mengontrol pergerakan sensorik berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan panca indra dalam mengumpulkan komunikasi dan bahasa terkait dengan kemampuan menangkap rangsangan visual dan suara serta meresponnya, terutama berhubungan dengan kemampuan berbahasa dan mengekspresikan pikiran dan kognitif berkaitan dengan bagaimana anak berpikir dan emosional berkaitan dengan kemampuan mengontrol perasaan dalam situasi dan kondisi sosial berkaitan dengan kemampuan memahami identitas pribadi, relasi dengan orang lain, dan status dalam lingkungan orang tua juga dituntut untuk memahami fase-fase pertumbuhan anak. Fase pertama, mulai pada usia 0-1 tahun. Anak diusia ini merupakan suatu mahkluk yang tertutup dan egosentris. Ia mempunyai dunia sendiri yang berpusat pada dirinya sendiri. Dalam fase ini, anak mengalami pertumbuhan pada semua bagian tubuhnya. Ia mulai berlatih mengenal dunia sekitarnya dengan berbagai macam gerakan. Anak mulai dapat memegang dan menjangkau benda-benda disekitarnya. Ini berarti bahwa sudah mulai ada hubungan antara dirinya dan dunia luar yang terjadi pada pertengahan tahun pertama ± 6 bulan. Pada akhir fase ini terdapat dua hal yang penting yaitu anak belajar berjalan dan mulai belajar kedua, terjadi pada usia 2-4 tahun ditandai dengan anak semakin tertarik kepada dunia luar terutama dengan berbagai macam permainan dan bahasa. Dunia sekitarnya dipandang dan diberi corak menurut keadaan dan sifat-sifat dirinya. Disinilah mulai timbul kesadaran akan "akunya". Anak berubah menjadi pemberontak dan semua harus tunduk kepada ketiga, terjadi pada usia 5-8 tahun. Pada fase pertama dan kedua, anak masih bersifat sangat subjektif namun pada fase ketiga ini anak mulai dapat melihat sekelilingnya dengan lebih objektif. Semangat bermain berkembang menjadi semangat bekerja. Timbul kesadaran kerja dan rasa tanggung jawab terhadap kewajibannya. Rasa sosial juga mulai tumbuh. Ini berarti dalam hubungan sosialnya anak sudah dapat tunduk pada ketentuan-ketentuan disekitarnya. Mereka menginginkan ketentuan-ketentuan yang logis dan konkret. Pandangan dan keinginan akan realitas mulai Pentingnya Pendidikan Pada Anak Usia Dini di IndonesiaBAB II PEMBAHASAN1 Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini PAUDPendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa/ komunikasi, sosial. Selain itu, PAUD juga merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih Tujuan Diadakannya PAUD“Penelitian terhadap Pendidikan Anak Usia Dini PAUD menunjukkan bahwa mutu pendidikan dan keberhasilan akademis secara signifikan dipengaruhi oleh kualitas masukan pendidikan yaitu kesiapan mental dan emosional anak memasuki sekolah dasar” Widarso, 2008. Itulah yang mendasari tujuan diadakannya PAUD, yakni untuk memperlancar serta mempermudah anak untuk memasuki awal pendidikan. Sehingga anak menjadi lebih mandiri, disiplin, dan lebih mudah mengembangkan Fungsi dari Pendidikan Anak Usia DiniFungsi PAUD adalah sebagai pondasi yang kuat agar dikemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas. Olek karena itu PAUD penting sekali untuk diadakan, sebab pada usia anak-anak merupakan “masa emas” karena pada saat itu perkembangan otak manusia sangat cepat. Sehingga harus ada upaya pendidikan yang memadai pada masa Pendidikan Anak Usia Dini PAUD di IndonesiaRendahnya mutu pendidikan masih disandang oleh bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan karena pendidikan anak usia dini di Indonesia jumlahnya masih relatif sedikit. Endah Kuntariyati 2007 mengatakan “Itulah sebabnya pemerintah kini mulai menggalakkan PAUD di beberapa daerah”. Namun peran pemerintah saja tidak cukup, keluargalah yang merupakan sarana utama dan pertama guna melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini karena mengingat batasan PAUD adalah usia anak sejak lahir hingga enam tahun. Widarso 2008 mengatakan “Adapun beberapa peran yang dapat dilakukan oleh orang tua, yaitu sebagai pengamat, manajer, teman bermain dan pemimpin”. Selain peran pemerintah dan keluarga, peran masyarakat juga sangat III PENUTUPKesimpulanDunia pendidikan di Indonesia masih terpuruk karena disebabkan oleh kurangnya pendidikan pada anak usia dini. Padahal pendidikan sejak dini sangat dibutuhkan bagi anak sebagai pondasi yang kuat agar dikemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas. Karena perkembangan otak anak masih cepat bila dibandingkan dengan perkembangan otak manusia Anak Usia Dini sangat perlu dijalankan di Indonesia demi kemajuan dunia pendidikan Anak Usia Dini dapat dijalankan mulai dari lembaga yang paling dekat dengan anak, yakni keluarga. Sebab keluargalah yang sangat berperan dalam pembentukan pribadi anak sejak kecil. Tentunya tidak hanya keluarga, masyarakat serta lembaga-lembaga pendidikan juga dapat berperan serta dalam mendidik anak sejak kecil. DAFTAR PUSTAKAEndah Kuntariyati. 2007. PAUD Menyongsong Kualitas Anak Masa Depan. Pendidikan Network,Online, P. Pardede. 2007. Pentingnya Mendidik Anak Sejak Usia Dini. Multiply,Online, 2008. Pendidikan Matematika pada Anak Usia Dini. Pendidikan Network,Online, MenurutWikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. 3. Seorangpendidik melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:[12] 1. Untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan agama. 2. Mengetahui prestasi hasil belajar guna menetapkan keputusan.
Brubachermenguraikan fungsi tujuan pendidikan melaksanakan tiga fungsi penting yang semuanya bersifat normative yaitu[3]: 1. Tujuan pendidikan memberikan arahan pada proses yang bersifat edukatif. 2. Tujuan pendidikan tidak seharusnya selalu memberi arah pada pendidikan tetapi harus mendorong atau memberikan motivasi sebaik mungkin. 3.
Salahseorang diantaranya adalah Herbert Spencer (1860) yang menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan dengan : 1. Kegiatan demi kelangsungan hidup 2. Usaha mencari nafkah 3. Pendidikan anak 4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara 5. Penggunaan waktu senggang
.
  • mum1g241xf.pages.dev/39
  • mum1g241xf.pages.dev/121
  • mum1g241xf.pages.dev/469
  • mum1g241xf.pages.dev/233
  • mum1g241xf.pages.dev/630
  • mum1g241xf.pages.dev/421
  • mum1g241xf.pages.dev/684
  • mum1g241xf.pages.dev/283
  • mum1g241xf.pages.dev/195
  • mum1g241xf.pages.dev/27
  • mum1g241xf.pages.dev/676
  • mum1g241xf.pages.dev/285
  • mum1g241xf.pages.dev/929
  • mum1g241xf.pages.dev/308
  • mum1g241xf.pages.dev/68
  • makalah fungsi dan tujuan pendidikan